klasifikasi katak
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Amphibia
Ordo: Anura
Merrem, 1820
Subordo
Archaeobatrachia
Mesobatrachia
Neobatrachia
Amphibi merupakan hewan dengan kelembaban kulit yang tinggi, tidak
tertutupi oleh rambut dan mampu hidup di air maupun di darat. Amphibia
berasal dari bahasa Yunani yaitu Amphi yang berarti dua dan Bios yang
berarti hidup. Karena itu amphibi diartikan sebagai hewan yang mempunyai
dua bentuk kehidupan yaitu di darat dan di air. Pada umumnya, amphibia
mempunyai siklus hidup awal di perairan dan siklus hidup kedua adalah di
daratan. ( Zug, 1993).
Amfibia atau amfibi (Amphibia), umumnya didefinisikan sebagai hewan
bertulang belakang (vertebrata) yang hidup di dua alam; yakni di air dan
di daratan. Amfibia bertelur di air, atau menyimpan telurnya di tempat
yang lembab dan basah. Ketika menetas, larvanya yang dinamai berudu
hidup di air atau tempat basah tersebut dan bernapas dengan insang.
Setelah beberapa lama, berudu kemudian berubah bentuk (bermetamorfosa)
menjadi hewan dewasa, yang umumnya hidup di daratan atau di
tempat-tempat yang lebih kering dan bernapas dengan paru-paru.
Dalam praktikum amphibi ini ada empat kegiatan yang dilaksanakan. Pada
kegiatan pertama praktikum amphibi ini, yang kita amati yakni mengenai
morfologi pada katak, pada amphibi ini terdapat bagian morfologinya
yakni : caput (kepala), truncus( badan), dan extremitas. Pada katak
Extremitasnya ada 2 bagian yakni extremitas anterior dan extremitas
superior. Pada kegiatan dua, mengenai organ dalam cavum oris. Pada cavum
oris yang dibukakan terdapat bagian-bagian pada cavum oris.
Pada kegiatan tiga praktikum amphibi ini, yakni mengamati alat-alat
visceral pada katak. Pada rongga perut dan thorax dengan adanya garis
simetris pada bagian ventral mulai dari belakang kepala sampai keanus,
yang memperlihatkan organ-organ yang terdapat didalamnya.
Pada kegiatan empat praktikum amphibi ini, yakni mengamati enchepalon
pada katak. Enchepalon katak mengandung bagian : bulbus olfactorius,
lobus opticus, medulla oblongata, hemisperiun cereberum, dan cerebellum,
enchepalon katak tersebut berbentuk bokang kerucut yang mencorong
keatas.
Kodok dan katak kawin pada waktu-waktu tertentu, misalnya pada saat
bulan mati atau pada ketika menjelang hujan. Pada saat itu kodok-kodok
jantan akan berbunyi-bunyi untuk memanggil betinanya, dari tepian atau
tengah perairan. Beberapa jenisnya, seperti kodok tegalan (Fejervarya
limnocharis) dan kintel lekat alias belentung (Kaloula baleata), kerap
membentuk ‘grup nyanyi’, di mana beberapa hewan jantan berkumpul
berdekatan dan berbunyi bersahut-sahutan. Suara keras kodok dihasilkan
oleh kantung suara yang terletak di sekitar lehernya, yang akan
menggembung besar manakala digunakan.
Pembuahan pada kodok dilakukan di luar tubuh. Kodok jantan akan melekat
di punggung betinanya dan memeluk erat ketiak si betina dari belakang.
Sambil berenang di air, kaki belakang kodok jantan akan memijat perut
kodok betina dan merangsang pengeluaran telur. Pada saat yang bersamaan
kodok jantan akan melepaskan spermanya ke air, sehingga bisa membuahi
telur-telur yang dikeluarkan si betina.
0 komentar:
Posting Komentar